LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
PRAKTIKUM
1
IDENTIFIKASI
MINERAL
OLEH
:
NAMA :
I K H S A N
NIM : F1G1 12 054
PRODI : GEOLOGI
KELOMPOK : VIII ( DELAPAN )
ASISTEN : AL RUBAIYN
NIM : F1G1 12 054
PRODI : GEOLOGI
KELOMPOK : VIII ( DELAPAN )
ASISTEN : AL RUBAIYN
LABORATORIUM FISIKA KEBUMIAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013
ACARA 1
1.1 JUDUL
IDENTIFIKASI MINERAL
1.2 TUJUAN
Tujuan
yang ingin di capai pada praktikum ini adalah :
1.
Untuk mengidentifikasi suatu
mineral.
2.
Untuk mengetahui dan untuk
mendeskripsikan jenis-jenis mineral.
1.3 LANDASAN
TEORI
Identifikasi mineral merupakan suatu
kegiatan membuat deskripsi suatu mineral tertentu. Setelah identifikasi
dilakukan, maka kita dapat dengan jelas memberi nama mineral tersebut. Mineral
adalah bahan anorganik yang terbentuk
secara alamiah, memiliki komposisi kimia yang tetap dan struktur Kristal
beraturan. Di alam ini terdapat lebih dari 2000 jenis mineral yang telah
diketahui. Tetapi, hanya beberapa mineral saja yang dijumpai sebagai mineral
pembentuk batuan. Mineral-mineral tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan
sifat fisisnya secara khusus, antara lain :
1.3.1
Kilap
Kilap sering juga disebut kilapan
merupakan kenampakan suatu mineral yang ditunjukan dari pantulan cahaya yang
dikenakan padanya. Kilap secara garis besar biasanya dibagi menjadi 2 jenis :
a. Kilap
Logam (metallic luster) : bila mineral tersebut memiliki kilap seperti logam.
b. Kilap
Non-Logam (non-metallic luster), dibagi atas :
·
Kilap intan (adamantin luster) ; cemerlang seperti
intan.
·
Kilap kaca (vitreous luster) ; contohnya kuarsa dan
kalsit.
·
Kliat sutera (silky luster) ; umumnya terdapat pada
mineral yang memiliki serat, seperti asbes dan gips.
·
Kilap damar/resin (resinous luster) ; kilap seperti
getah damar/resin, misalnya mineral sphalerit
·
Kilap mutiara (pearly luster) ; kilap seperti lemak
atau sabun, misalnya serpentin, opal dan nepelin.
·
Kilap tanah, kilap seperti tanah lempung, misal
kaolin, bauxit, dan limonit.
1.3.2
Warna
Warna mineral merupakan kenampakan
langsung yang dapat dilihat, akan tetapi tidak dapat diandalkan dalam
identifikasi mineral karena suatu mineral dapat memiliki lebih dari satu warna.
1.3.3
Kekerasan
Kekerasan merupakan ketahanan
mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral dapat ditetapkan
dengan membandingkan suatu mineral dengan dengan mineral tertentu. Skala
kekerasan yang biasa digunakan ialah skala mohs yang dibuat oleh Friedrich Mohs
dari Jerman atau yang lebih dikenal dengan skala mohs.
1.3.4
Cerat
Cerat merupakan warna mineral dalam
bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat diperoleh apabila mineral digoreskan
pada bagian yang kasar suatu keping porselen atau dapat dilakukan dengan
membubuk mineral kemudian dilihat warna bubuk tersebut. Cerat dapat berupa
warna asli mineral, dapat pula berbeda.
1.3.5
Belahan
Belahan merupakan kecenderungan mineral tertentu untuk membelah diri pada
satu atau lebih pada arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral
yang disebabkan oleh tekanan dari luar atau pemukulan dengan palu. Yang dimaksud
belah adalah bila mineral kita pukul tidak akan hancur, tetapi terbelah melalui
bidang belahan yang licin. Sehingga dapat digunakan juga istilah ada bidang
belah atau tanpa bidang belah. Macam-macam belahan yang perlu kita ketahui
yaitu :
a.
Belahan Sempurna ( Perfect )
Yaitu
apabila mineral mudah terbelah melalui arah belahannya yang merupakan bidang
yang rata dan sukar pecah selain melalui bidang belahannya.
b.
Belahan Baik
( Good )
Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui bidang
belahannya yang rata, tetapi dapat juga terbelah tidak melalui bidang
belahannya .
c.
Belahan Jelas ( Distinct )
Yaitu
apabila bidang belahan mineral dapat terlihat jelas, tetapi mineral tersebut
sukar membelah melalui bidang belahannya dan tidak rata.
d.
Belahan Tidak Jelas ( Indistinct )
Yaitu
apabila arah belahan mineral masih terlihat, tetapi kemungkinan untuk membentuk
belahan dan pecahan sama besar.
e.
Belahan Tidak sempurna ( Imperfect )
Yaitu
apabila mineral sudah tidak terlihat arah belahannya, dan mineral akan pecah dengan
permukaan yang tidak rata.
1.3.6
Pecahan
Bila dalam belahan mineral akan pecah dalam arah yang teratur,
sedangkan pada pecahan mineral akan pecah secara tidak teratur. Perbedaannya
bidang belah pada belah akan nampak memantulkan sinar seperti pada cermin
datar, sedangkan pada pecahan akan memantulkan sinar ke segala arah dengan
tidak teratur. Beberapa jenis pecahan mineral adalah sebagai berikut :
ü Concoidal : bila memperlihatkan gelombang
yang melengkung, seperti pada pecahan botol.
ü Fibrous : bila menunjukkan gejala
pecahan seperti serat, contohnya asbes.
ü Even : bila pecahan tersebut
menunjukkan bidang pecahan yang halus, contohnya mineral lempung.
ü Uneven : bila pecahan tersebut
menunjukkan bidang pecahan yang kasar, contohnya mineral magnetit atau mineral besi.
ü Hackly : bila pecahan tersebut
menunjukkan bidang pecahan yang kasar tidak teratur dan runcing, contohnya mineral
perak atau emas
1.3.7
Bentuk
(Form)
Mineral ada yang memiliki bentuk struktur kristal, ada pula yang tidak memiliki
bentuk atau struktur kristal. Mineral yang memiliki bentuk Kristal disebut mineral
kristalin, sedangkan yang tidak memiliki bentuk kristal disebut amorf. ( penunutun praktikum geologi dasar,
2013 ).
Geologi
merupakan bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk (arsitektur)
batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Proses deformasi adalah perubahan
bentuk dan ukuran pada batuan akibat dari gaya yang terjadi dalam bumi. Didalam
pengertian umum, Geologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bentuk batuan
sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses terbentuknya.
Beberapa ahli menganggap bahwa
geologi lebih ditekankan pada studi mengenai struktur geologi misalnya
perlipatan, rekahan, sesar dan sebagainya. Batuan merupakan agregasi (kumpulan)
dari beberapa macam mineral ataupun mineral sejenisnya. Andesit sering juga
disebut batu candi tersusun atas mineral-mineral plagioklas, piroksin,
hornblende dan sedikit kuarsa. Sedangkan marmer termaksud batuan metamorf oleh
mineral kalsit yang mengalami perubahan (Asikin, Sukendar. 1978).
Kekerasan suatu benda diukur
berdasarkan skala tertentu. Saat ini, skala yang paling umum digunakan ialah
Skala Kekerasan Mohs (Mohs Hardness Scale). Prinsip dasarnya ialah dengan
menggoreskan benda yang akan diukur kekerasannya dengan benda lain yang lebih
keras. Skala pengukurannya mulai dari 1 hingga 10 dengan intan sebagai benda
terkeras dan talk sebagai yang terlunak. (Badgley, P.C. 1959).
Tekstur batuan mempunyai arti
penting dalam mengedintifikasi mineral karena mencerminkan proses yang telah
dialamin batuan tersebut terutama proses transportasi dan pengendapannya,
tekstur juga dapat digunakan untuk menginterpetasi lingkungan pengendapan
batuan. (Doddy, 1987).
Mineral dapat kita jumpai dimana-mana disekitar kita, dapat
berwujud sebagai batuan, tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai.
Beberapa daripada mineral tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis karena
didapatkan dalam jumlah yang besar, sehingga memungkinkan untuk ditambang
seperti emas dan perak. Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk
tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur
didalamnya.
Apabila kondisinya memungkinkan, mereka akan dibatasi oleh
bidang-bidang rata, dan diasumsikan sebagai bentuk-bentuk yang teratur yang
dikenal sebagai “kristal”. Dengan demikian, kristal secara umum dapat
di-definisikan sebagai bahan padat yang homogen yang memiliki pola
internal susunan tiga dimensi yang teratur. Studi yang khusus mempelajari
sifat-sifat, bentuk susunan dan cara-cara terjadinya bahan padat tersebut
dinamakan kristalografi. (Noor,
D. 2008)
1.4 ALAT
DAN BAHAN
Adapun
alat dan bahan yang di gunakan pada praktikum identifikasi mineral dapat dilihat
pada tabel 1.1
Tabel 1.1 Alat dan bahan
Alat dan Bahan
|
Kegunaan
|
Kuku
Jari Tangan
|
Sebagai
pembanding untuk mengetahui kekerasan suatu mineral dengan kisaran 2,5
|
Uang
Logam
|
Sebagai
pembanding untuk mengetahui kekerasan suatu mineral dengan kisaran 3,0
|
Pecahan
Kaca
|
Sebagai
pembanding untuk mengetahui kekerasan suatu mineral dengan kisaran 4,5
|
Pisau/Paku
Baja
|
Sebagai
pembanding untuk mengetahui kekerasan suatu mineral dengan kisaran 5,5
|
Kikir
Baja
|
Sebagai
pembanding untuk mengetahui kekerasan suatu mineral dengan kisaran 6,5
|
Pecahan
Porselin
|
Sebagai
tempat menggosokkan mineral guna mengetahui ceratnya
|
Batuan& Mineral
|
Sebagai referensi penentuan
mineral
|
1.5 PROSEDUR
PERCOBAAN
Prosedur yang dilakukan pada praktikum ini adalah :
1.
Menyiapkan
alat dan bahan yang di perlukan.
2.
Melakukan
identifikasi mineral secara megaskopis/kasat mata berdasarkan sifat-sifat
fisisnya, yaitu :
Ø Warna
Ø Bentuk
Ø Kekerasan
Ø Tenacity
Ø Derajat transparan
Ø Belahan
Ø Pecahan
Ø Cerat
Ø Kilap
3.
Menentukan
nama mineralnya.
4.
Mengisi
data pada lembar jawaban.
1.6 HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan Identifikasi mineral adalah sebagai berikut
:
1. No. Urut peraga : 1
- Kilap : Kilap tanah
- Warna segar : Kelabu
- Warna lapuk : Abu-abu
- Kekerasan : > 2,5
- Cerat : Abu-abu
- Belahan : Tidak sempurna
- Pecahan : Britle
- Tenacity :
- Nama mineral : Monthomorillonite
Sketsa mineral :
Gambar
1.1. Mineral 1
2. No. Urut peraga : 2
- Kilap : Kilap sutra
- Warna segar : Hijau
- Warna lapuk : Cokelat
- Kekerasan : > 3
- Cerat : Putih
- Belahan : Tidak sempurna
- Pecahan : Uneven
- Tenacity : Brittle
- Nama mineral : Malachite
Sketsa Mineral :
Gambar
1.2. Mineral 2
3. No. Urut peraga : 3
- Kilap : kilap tanah
- Warna segar : Kwarsa
- Warna lapuk : Putih
- Kekerasan : > 2,5
- Cerat : Putih
- Belahan : Tidak ada
- Pecahan : Uneven
- Tenacity : Brittle
- Nama mineral : Calcite
Sketsa Mineral :
Gambar 1.3. Mineral 3
4. No. Urut peraga : 4
- Kilap : Kilap kaca
- Warna segar : Putih
- Warna lapuk : Putih kecoklatan
- Kekerasan : < 6,5
- Cerat : Putih
- Belahan : Tidak ada bidang belah
- Pecahan : Concoidal
- Tenacity : Ductile
- Nama mineral : Quartz
Sketsa Mineral :
Gambar
1.4. Mineral 4
1.7 PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami akan membahas mengenai
identifikasi mineral. Dengan tujuan untuk mengidentifikasi suatu mineral, untuk
mengetahui dan mendeskripsikan jenis-jenis mineral.
Identifikasi mineral merupakan suatu kegiatan membuat
deskripsi suatu mineral tertentu. Mengidentifikasi mineral dapat dilakukan
dengan memperhatikan sejumlah sifat kimia dan sifat fisisnya. Untuk menentukan
beberapa sifat unik mineral diperlukan alat-alat khusus dengan teknik-teknik
tertentu. Akan tetapi kebanyakan mineral penyusun batuan dapat dibedakan satu
sama lain hanya dengan pengamatan sederhana terhadap sifat-sifat fisiknya.
Sifat-sifat fisik yang biasanya diperhatikan adalah kilap, warna, kekerasan,
tenacity, cerat, belahan, pecahan, bentuk, berat jenis, sifat dalam,
kemagnetan, kelistrikan, daya lebur, dan derajat transparan. Setelah
identifikasi dilakukan, maka kita dapat dengan jelas memberi nama mineral tersebut.
Mineral adalah bahan anorganik yang terbentuk secara alamiah, memiliki komposisi kimia yang
tetap dan struktur Kristal beraturan. Umumnya mineral berasal dari magma
yaitu batuan cair dibawah permukaan bumi. Ketika magma mendingin, kristal
mineral terbentuk bagaimana dan dimana magma mendingin menentukan ukuran dari
kristal mineral. Kristal juga dapat terberntuk dari senyawa terlarut dalam
cairan, seperti air. Bila cairan menguap atau perubahan ke gas, akan
meninggalkan mineral seperti kristal. Garam karang atau garam batu merupakan
bentuk dengan cara penguapan.
Umumnya mineral
berasal dari magma yaitu batuan cair dibawah permukaan bumi. Ketika magma
mendingin, kristal mineral terbentuk bagaimana dan dimana magma mendingin
menentukan ukuran dari kristal mineral. Kristal juga dapat terberntuk dari
senyawa terlarut dalam cairan, seperti air. Bila cairan menguap atau perubahan
ke gas, akan meninggalkan mineral seperti kristal. Garam karang atau garam batu
merupakan bentuk dengan cara penguapan.
Dan pada praktikum ini, yang kami
amati adalah nama mineral, dan sifat fisis yang yang kami identifikasi pada
praktikum ini adalah bentuk, warna, kekerasan, tenacity, belahan, pecahan,
cerat, dan kilap.
Pada pengamatan pertama, kami
melakukan identifikasi pada mineral dengan nomor urut peraga 1 dengan sifat
fisik yang dimiliki yaitu : warnanya yaitu warna segarnya berwana kelabu dan
warna lapuknya berwarna abu-abu, Kekerasannya diperoleh dengan menggores kuku
jari dan diperoleh nilai < 2,5, tenacity mineral ini adalah brittle karena
mineralnya mudah hancur, belahannya tidak sempurna karena tidak terlihat bidang
belahnya tetapi mineral akan pecah dengan permukaan rata, pecahannya termasuk
jenis even karena menunjukan bidang pecahan yang halus, ceratnya berwarna
abu-abu karena saat mineral digoreskan pada pecahan porselen warnyanya abu-abu,
dan kilapnya termasuk kilap tanah. Dari hasil identifikasi sifat fisik mineral
tersebut dapat ditentukan nama dari mineralnya yaitu monthomorillonite.
Pada pengamatan kedua, kami melakukan
identifikasi pada mineral dengan nomor urut peraga 2 dengan sifat fisik yang dimiliki
yaitu : warna segarnya berwarna hijau dan warna lapuknya berwarna coklat,
mineral ini memiliki tingkat kekerasan > 3 ini dibuktikan dengan pada
mineral tersebut cukup sukar untuk digores dengan menggunakan kuku jari karena
mineral ini memiliki struktur yang cukup keras, tenacitynya adalah brittle
karena mineral ini mudah hancur, belahannya tidak sempurna karena tidak
terlihat arah belahnya, pecahannya termasuk jenis uneven karena pecahan
tersebut menunjukan bidang pecahan yang kasar, ceratnya berwarna putih, dan
kilapnya termasuk jenis kilap sutera karena memiliki serat. Untuk keterangan
tambahan dari mineral ini adalah yaitu terletak pada lingkungan mineral sekunder
di zona teroksidasi deposit tembaga. Asal namanya berasal dari bahasa yunani.
Berdasarkan sifat fisik mineral tersebut dapat ditentukan nama mineralmya yaitu
malachite.
Pada pengamatan ketiga, kami
melakukan identifikasi pada mineral dengan nomor urut peraga 3 dengan sifat
fisik yang dimiliki yaitu : warna segarnya berwarna
kwarsa karena warna dalam mineral tersebut
berwarna putih susu, warna lapuknya berwarna putih, mineral ini memiliki kekerasan> 2,5 ini buktikan dengan menggoreskan
pada kuku jari, tenacitynya adalah brittle, mineralini tidak memiliki bidang belah, pecahannya
termasuk jenis uneven
karena pecahan tersebut menunjukan bidang pecahan yang kasar, ceratnya berwarna
putih, dan kilapnya jenis kilap tanah. Untuk keterangan tambahannya itu :
Klasifikasi kimianya adalah karbonat, komposisi
kimianya adalah Kalsium karbonat (CaCO3), berat jenisnya 2,7. Menunjukan
karakteristik yang tidak biasa disebut kelarutan surut dimana ia menjadi kurang
larut dalam air dengan naiknya suhu. Dari hasil identifikasi sifat fisik
mineral tersebut dapat ditentukan nama mineralnya yaitu calchite.
Pada pengamatan keempat,
identifikasi dilakukan pada mineral dengan nomor urut peraga 4 dengan sifat
yang dimiliki oleh mineral ini yaitu warna segarnya berwarna putih sedangkan
warna lapuknya berwarna putih kecoklatan, mineral ini memiliki tingkat
kekerasan < 6,5 ini dibuktikan dengan pada permukaan mineral tersebut sangat
sukar digores dengan menggunakan kuku jari, kuku jari ataupun pecahan kaca
karena mineral ini memiliki struktur yang cukup keras, tenacity dari mineral
ini adalah ductile, mineral ini tidak memiliki bidang belah, pecahannya
termasuk jenis concoidal karena memperlihatkan gelombang yang melengkung,
ceratnya berwarna putih, dan kilapnya termasuk jenis kilap kaca karena pada
saat diberi cahaya terlihat seperti kaca. Untuk keterangan tambahan dari
mineral ini adalah umum ditemukan di permukaan bumi, komponen penting dari
batuan beku, metamorf dan sedimen, bentuk alami dari silikon dioksida ditemukan
dalam berbagai varietas mengesankan dan warna. Ada banyak nama untuk varietas
yang berbeda: cryptocrystalline varietas kuarsa terdaftar secara terpisah di
bawah kalsedon, dan termasuk batu akik. Dari hasil identifikasi sifat fisik
mineral tersebut dapat ditentukan nama mineralnya yaitu quartz.
1.8 PENUTUP
1.8.1
KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum
identifikasi mineral ini adalah :
1. Mengidentifikasi mineral merupakan
kegiatan membuat suatu deskripsi tentang suatu mineral tertentu. Dalam
mengidentifikasi mineral kita harus melihat berdasarkan sifat fisiknya secara
khusus antara lain :
v Bentuk
yang menyatakan nama mineral berdasarkan struktur kristal.
v Warna
segar yang menyatakan warna sesungguhnya pada mineral.
v Warna
lapuk yang menyatakan warna pelapukan pada mineral.
v Kekerasan
yang menyatakan ketahanan mineral tehadap suatu goresan.
v Tenacity
yang menyatakan ketahanan suatu mineral terhadap suatu pemecahan dan
penghancuran.
v Belahan
merupakan sifat fisik ineral yang menyatakan pembelahan pada suatu bidang
belahan mineral yang licin.
v Pecahan
merupakan sifat fisik mineral yang dapat menyatakan tentang bidang pecahan yang
tidak teratur dan pada pecahan akan memantulkan sinar kesegala arah dengan
tidak teratur.
v Cerat
menyatakan goresan pada bagian keras mineral.
2. Dari hasil
identifikasi sifat fisik mineral pada praktikum identifikasi mineral dapat
ditentukan nama mineral yaitu : Pada nomor peraga 1 nama mineralnya yaitu monthomorillonite. Pada nomor peraga
2 nama mineralnya yaitu malachite. Pada nomor peraga 3 nama mineralnya yaitu calchite.
Dan pada nomor peraga 4 nama mineralnya quartz.
1.8.2
SARAN
Adapun saran yang saya dapat berikan pada praktikum ini
adalah agar praktikum yang dilaksanakan tepat waktu sesuai jadwal.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2013. Modul Praktikum Geologi Dasar. Universitas haluoleo.Kendari.
Asikin, Sukendar. 1978. Dasar-dasar
Geologi Struktur. Departemen Teknik Geologi ITB. Bandung.
Badgley,
P.C. 1959. Structural Methot For The Exploration Geologist. Oxford Book
Company. New Delhi.
Noor, D. 2008. ”Pengantar Geologi”. Bogor :
Universitas Pakuan
Graha, Doddy Setya. 1987. Batuan
dan Mineral. Bandung.

Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking